I usually write short bursts of words in my photography IG-page, but this one is going to be a bit lengthier than usual. Buckle up, folks! — Jakarta this time last year was a different city than probably is now. I came out from the quarantine period to see what the city looked like back then, when the pandemic first hit the world. I couldn’t believe my eyes when I saw the roads empty as they were…

Sebelum baca tulisan ini, jangan lupa buat hidupin suara dari video di bawah untuk dapetin suasana kalian lagi di mobil atau bis ketika di luar hujan, ya. Kalau kebetulan baca ini sambil lagi di jalan dan lagi hujan, sepertinya gak perlu. — Petrikor. Aroma sehabis hujan yang membasahi tanah yang lama kering. Terlihat sangat menyejukkan kalau dipikir-pikir ya. Gue sendiri merasakan kalau aroma ini berbeda dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Petrikor Jerman sama petrikor Jakarta bakalan beda jauh, tentunya.

Last day. I will miss this space that I have occupied for the last couple of weeks. — Somebody said this challenge has been circulated since circa 2017, which makes me three years late. So that’s why some of the challenges have been too angsty at times. But, as far as I’m concerned, I am thankful for the opportunity to revive the old habit I used to do. …

The penultimate day before the end of the challenge. Satu hari lagi boss… — Karena skala yang mengecil itulah yang tadinya small accomplishments biasa dipandang sebelah mata atau hanya sekedar lewat aja, sekarang berasa jadi gede banget. Judulnya nggak bikin sedih kok, malah ada secercah optimisme di situ, buat gue, entah yang baca setuju apa nggak. Gimana nggak, kita udah “dikokop” (anjay, dikokop, kek…

Day 28…two days to go…whoo… — Disuruh nulis soal mencintai seseorang, mana bisa. Kayaknya tema nya sama persis di beberapa tulisan, terlalu repetitif jadinya kalo ditulis ulang. Ambil dari sisi yang berbeda aja deh ya, kayak misalnya perubahan pandangan lo dalam tema hari ini. Kayaknya kalau merunut balik pertama kali gue suka sama cewek, ya orang-orang…

Hari ke-27 #30DaysWritingChallenge. Masih kuat, masih bisa nulis, mumpung latihan, kan? — Sering banget kita suka meleng ngeliat Indonesia kadang hanya dari beberapa daerah yang sering masuk berita[…]Untungnya karena ada orang-orang yang datang dari berbagai macam latar belakang lewat siniar ini, mulailah satu per satu muncul ke permukaan. Inspirasi nggak melulu datang dari individual yang paling mempengaruhi kehidupan lo, sih. Entah kenapa…

Day 26 — #30DaysWritingChallenge — Sebagai sekolah yang selalu berubah sesuai dengan zamannya, secara nggak langsung, kita udah mulai luwes dengan cara memandang pertemanan dan mungkin bakalan lebih segmented. SMA? SMP? SD? Taman Kanak-Kanak? Playgroup? PAUD? (yak sebut teruss…) Nggak lah, pokoknya disuruhnya nulis tentang sekolahan gue. Masalahnya umur gue bukan umur anak sekolahan lagi…

Something inspired? Pfftt…think again. This has nothing to do with inspiration or anything. I just found the photo to be worth of posting, rather than the story behind it. Well…5 days to go to complete this tiring-yet-rewarding-in-some-ways challenge. — […]I just think a clock symbolises moments of your life. Be it wasted or precious, only the owner knows. Pilgrimage isn’t what I would call my experience going to the stadium I used to see through the glass of a television only. It was a humbling experience to see the…

Day 24 of #30DaysWritingChallenge. No, I haven’t watched the K-Series, where Seo Yea-Ji is in it. — That is one normal feeling, I must say. Even at this point, I have used so much of my normal capacity to write for twenty four days straight. Yes, I’ve never done such thing before. Hell, this has no reward or anything to begin with. This challenge collides with the…